Ayano Kaname

Ayano Kaname

Selasa, 27 Mei 2014

Teori Organisasi Umum 2

Teori Organisasi Umum 2
Materi : Negara Maju dan Negara Berkembang



Negara Maju dan Negara Berkembang

Pengertian Negara Berkembang
Negara berkembang adalah istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan suatu negara dengan kesejahteraan material tingkat rendah. Karena tidak ada definisi tetap negara berkembang yang diakui secara internasional, tingkat pembangunan bisa saja bervariasi di dalam negara berkembang tersebut. Sejumlah negara berkembang memiliki standar hidup rata-rata yang tinggi. Selain itu juga dapat di katakana sebagai “Negara yang memiliki ekonomi yang lebih maju daripada negara berkembang lainnya, namun tidak sepenuhnya menampakkan tanda-tanda negara maju dikelompokkan dalam istilah negara industri baru”.
Penetapan "maju" dan "berkembang" hanya ditujukan untuk kemudahan statistik dan tidak mengekspresikan penilaian terhadap tahap-tahap yang telah dicapai suatu negara atau wilayah dalam proses pembangunannya.
IMF menggunakan sistem klasifikasi fleksibel yang memperhitungkan "(1) tingkat pendapatan per kapita, (2) diversifikasi ekspor sehingga eksportir minyak yang memiliki PDB per kapita tinggi tidak akan masuk dalam klasifikasi maju karena 70% barang ekspornya berupa minyak, dan (3) tingkat integrasinya ke dalam sistem keuangan global."
Bank Dunia mengelompokkan negara-negara di dunia ke dalam empat kelompok pendapatan. Kelompok ini diatur setiap tahun pada tanggal 1 Juli. Ekonomi yang terbagi menurut pendapatan nasional per kapita 2008 menggunakan tingkatan pendapatan berikut:
  • Negara pendapatan rendah memiliki PN per kapita US$975 atau kurang.
  • Negara pendapatan menengah bawah memiliki PN per kapita antara US$976 dan US$3.855.
  • Negara pendapatan menengah atas memiliki PN per kapita antara US$3.856 dan US$11.905.
  • Negara pendapatan tinggi memiliki PN per kapita lebih dari US$11.906.
Bank Dunia mengelompokkan semua negara berpendapatan rendah dan menengah sebagai negara berkembang namun menyatakan, "Penggunaan sebutan ini tujuannya adalah memudahkan; tidak ditujukan untuk menyatakan bahwa semua ekonomi dalam kelompok ini mengalami pembangunan yang sama atau ekonomi lain telah mencapai tahap akhir pembangunan yang dituju. Pengelompokkan menurut pendapatan nasional secara langsung tidak mencerminkan status pembangunan suatu negara."
Pengukuran dan konsep pembangunan
Pembangunan suatu negara diukur dengan indeks statistik seperti pendapatan per kapita (per orang) (PDB),harapan hidup,tingkat melek aksara dan lain-lain. PBB telah mengembangkan HDI,sebuah indikator statistik untuk mendorong tingkat pembangunan manusia di negara-negara yang terdata oleh PBB.
Negara berkembang umumnya adalah Negara yang belum mencapai tingkat industrialisasi yang relatif terhadap penduduknya dan memiliki standar hidup menengah ke rendah. Terdapat korelasi kuat antara pendapatan rendah dan pertumbuhan populasi yang tinggi.
Istilah yang digunakan ketika membicarakan negara berkembang mengarah pada tujuan dan pembangunan negara-negara yang memakai istilah ini. Istilah lain yang kadang digunakan adalah negara kurang maju (LDC), negara ekonomi kurang maju (LEDC), "bangsa belum maju" atau bangsa Dunia Ketiga,dan "bangsa non-industri". Sebaliknya, ujung lain dari spektrum ini disebut negara maju,negara ekonomi sangat maju (MEDC), bangsa Dunia Pertama dan "bangsa industri".
Pengertian Negara Maju
adalah sebutan untuk negara yang menikmati standar hidup yang relatif tinggi melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang merata. Sedangkan negara berkembang adalah istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan suatu negara dengan kesejahteraan material tingkat rendah. Kita telah mendalami tentang negara maju dan negara berkembang.
A.PENGELOMPOKKAN NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

A.Pengelompokkan Negara Maju dan Berkembang berdasarkan Sektor Perekonomiannya (Oleh Bank Dunia)

Pembagian negara maju dan negara berkembang berdasarkan sektor perekonomian yang dijadikan tumpuan  ini terbagi ke dalam empat kelompok. Empat kelompok tersebut ialah sebagai berikut.
Negara maju yang berpendapatan tinggi dan mengandalkan perekonomiannya dari sektor industri.
Negara berkembang yang berpendapatan menengah dan sektor industri dalam bidang perekonomiannya sedang dalam tahap perkembangan.

Negara dunia ketiga yang berpendapatan rendah dan tidak memiliki sektor industri yang dapat diandalkan dalam perekonomiannya

Negara-negara pengekspor minyak yang dikelompokkan secara khusus, tidak dimasukkan dalam tiga kelompok di atas. Ini disebabkan negara-negara pengekspor minyak memiliki pertumbuhan ekonomi yang cepat karena mengandalkan sektor pertambangan minyak bumi dan gas alam yang harganya terus meningkat sejak periode 1970-an.

B.Pengelompokkan Negara Maju dan Negara Berkembang Oleh UNDP

UNDP (United Nations Development Program), yakni lembaga internasional untuk pembangunan yang berada di bawah PBB, Mengelompokkan negara maju dan negara berkembang berdasarkan keberhasilan negara-negaraa tersebut dalam membangun kualitas kehidupan manusia yang menjadi penduduk di wilayahnya. Karena itu, kriteria yang dipakai UNDP dalam mengelompokkan negara-negara maju dan berkembang ialah menggunakan  berbagai faktor nonekonomi seperti tingkat harapan hidup, tingkat kematian bayi, dan tingkat pendidikan.

C.Pengelompokkan Negara Maju dan Berkembang berdasarkan Pendapatan Per-kapita

Selain pada point A diatas bank Dunia juga mengelompokkan negara-negara di dunia ini berdasarkan pendapatan perkapita yang diperoleh masing – masing negara. Berdasrkan pendapatan perkapitanya, ada 4 macam negara, yaitu sebagai berikut.
  • Negara berpendapatan rendah, yakni negara yang memiliki pendapatan per kapita kurang dari US$ 675.
  • Negara berpendapatan menengah bawah, yakni negara yang memiliki pendapatan perkapita antara US$ 675 – 2.695.
  • Negara berpendapatan menengah ke atas, yakni negara yang memiliki pendapatan perkapita antara US$ 2.696 – 8.335.
  • Negara berpendapatan tinggi, yakni negara yang memiliki pendapatan perkapita lebih dari US$ 8.336.

Ciri-Ciri negara-negara berkembang ditandai dengan :

  • Produksi barang-barang primer seperti pertanian masih dominan.
  • Jumlah pertumbuhan penduduknya tinggi.
  • Jumlah lapangan kerja dengan tenaga kerja yang ada tidak seimbang.
  • Tingkat Produktivitasnya masih rendah.
  • Tingkat kesejahteraan penduduknya rendah.
  • Angka beban Tanggungannya masih tinggi.
  • Kualitas atau tingkat keahlian dan keterampilan tenaga kerjanya masih rendah.
  • Pendapatan nasional dan pendapatan perkapita penduduknya masih rendah.
  • Ketergantungan terhadap negara lain tinggi dan mudah terpengaruh.
  • Daya beli masyarakatnya rendah .
  • Tingkat kemiskinan penduduknya masih tinggi.
  • Tingkat pengangguran yang tinggi berdampak pada tingginya angka kriminalitas.

Menurut data The World Bank, yang termasuk negara sedang berkembang (digolongkan menurut wilayahnya) adalah sebagai berikut:
1. Negara-negara Afrika
1. Angola 19. Mali
2. Benin 20. Malawi
3. Botswana 21. Mauritius
4. Burkina Faso 22. Morocco
5. Burundi 23. Mozambique
6. Kemarun 24. Namibia
7. Chad 25. Nigeria
8. Pantai Gading 26. Rwanda
9. Kongo 27. Senegal
10. Djibouti 28. Sierra Leone
11. Mesir 29. Somalia
12. Ethiopia 30. Afrika Selatan
13. Gabon 31. Sudan
14. Ghana 32. Tanzania
15. Kenya 33. Togo
16. Lesotho 34. Tunisia
17. Liberia 35. Uganda
18. Libya 36. Zimbabwe
2. Negara-negara Amerika Utara, Tengah, dan Karibia
1. Bahamas 8. Haiti
2. Barbados 9. Honduras
3. Costa Rica 10. Jamaica
4. Cuba 11. Nicaragua
5. Rep. Dominika 12. Panama
6. El Salvador 13. Trinidad-Tobago
7. Guatemala
3. Negara-negara Amerika Selatan
1. Bolivia 6. Peru
2. Colombia 7. Suriname
3. Chile 8. Uruguay
4. Ekuador 9. Venezuela
5. Paraguay 10. Guyana
4. Negara-negara Asia
1. Afghanistan 16. Mongolia
2. Bahrain 17. Nepal
4. Bangladesh 18. Korea Utara
4. Brunei 19. Oman
5. Burma 20. Pakistan
6. Cambodia 21. Filipina
7. India 22. Qatar
8. Indonesia 23. Saudi Arabia
9. Iran 24. Sri Lanka
10. Iraq 25. Syria
11. Jordan 26. Thailand
12. Kuwait 27. Timor Leste
13. Laos 28. UAE
14. Lebanon 29. Vietnam
15. Malaysia 30. Yaman
5. Negara-negara Oseania
1. Samoa (Amerika)
2. Christmas Island
3. Fiji
4. Polynesia (Perancis)
5. Guam
6. Kepulauan Marshall
7. Micronesia
8. Nauru
9. Kepulauan Mariana
10. Papua New Guinea
Ciri-ciri Negara Maju adalah sebagai berikut:

  • Angka pertumbuahn penduduknya relatif kecil.
  • Perbandingan lapangan kerja dengan pencari kerja seimbang.
  • Produktivitas tenaga kerjanya sudah tinggi.
  • Sebagian Besar Penduduk bekerja di sektor Industri dan Jasa.
  • Tingkat kesehatan dan angka harapan hidupnya tinggi .
  • Tingkat pendidikan dan penguasaan teknologinya rata-rata sudah tinggi.
  • Pendapata nasional dan pendapatan rata-rata penduduknya tinggi.
  • Daya beli masyarakat sudah tinggi.
  • Kualitas kerjanya rata-rata tinggi.
  • Angka pengangguran dan kriminalitas dapat ditekan.
  • Angka beban tanggungannya atau depency rationya rendah.
Daftar Negara Maju :
Negara Maju di Eropa
  1. Austria
  2. Belgia
  3. Denmark
  4. Estonia
  5. Finlandia
  6. Perancis
  7. Jerman
  8. Republik Ceko
  9. Yunani
  10. Irlandia
  11. Italia
  12. Luxemburg
  13. Belanda
  14. Portugal
  15. Rusia
  16. Spanyol
  17. Swedia
  18. Britania Raya (Inggris)
  19. Andorra
  20. Hongaria
  21. Islandia
  22. Liechtenstein
  23. Monako
  24. Malta
  25. Norwegia
  26. San Marino
  27. Slovenia 
  28. Swiss
  29. Siprus
  30. Vatikan
Negara Maju di Afrika
Berdasarkan laporan terkini, tidak ada satupun negara maju di benua Afrika. Dahulu negara Libya merupakan negara maju namun setelah ada gejolak politik disana maka negara Libya tidak dimasukan lagi dalam daftar negara maju.
Negara Maju di Amerika
  1. Kanada
  2. Amerika Serikat
Negara Maju di Asia
  1. Jepang
  2. Singapura
  3. Hong Kong
  4. Korea Selatan
  5. Israel
  6. Taiwan
Negara Maju di Australia
  1. Australia
  2. Selandia Baru

Jumat, 16 Mei 2014

Teori Organisasi Umum 2 : Inflasi




Tugas TOU
Inflasi
1.    Pengertian inflasi

inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang

Dengan kata lain,penurunan mata uang secara bertahap atau continue. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi.

Penyebab inflasi biasanya ada 2 hal. Yang pertama karena tarikan permintaan dan yang kedua adalah desakan dalam hal ini berupa tekanan yang terjadi pada suatu ekonomi di suatu daerah atau Negara,kurangnya distribusi dan berbagai hal yang berhubungan langsung dengan ekonomi. Paling sering terjadi pada saat krisis moneter dan pemerintahan yang di pegang para eksekutor.

Inflasi tarikan permintaan atau demand pull inflation terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. 

Inflasi desakan biaya cost push inflation terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan).

Penggolongan

Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri.
Inflasi yang terjadi di dalam negeri misalnya saja devisa yang tinggi,harga pangan yang mahal sehingga anggaran banyak yang keluar. Inflasi dari luar negeri misalnya harga barang impor yang terus naik menyebabkan hutang Negara semakin menumpuk dan sebagainya.
Ada pula tingkat keparahan inflasi :
  1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
  2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
  3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
  4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

Contoh inflasi tahun 1996-2010
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.

Namun,keadaan inflasi akan bertambah parah pada saat keadaan ekonomi tidak dapat terkendali,kebutuhan semakin mahal menyebabkan orang-orang tidak semangat bekerja,sulit bekerja karena himpitan ekonomi yang semakin mahal dan kebutuhan yang besar,serta sulit mengimbangi antara jumlah pengeluaran yang membengkak dengan gaji dan pendapatan yang tidak mencukupi. Hal ini biasanya terjadi pada buruh.

Bagi masyarakat dengan penghasilan tetap,inflasi sangat merugikan karena penghasilan mereka tidak berubah padahal harga setiap barang akan terus mahal seiring membengkaknya kekacauan ekonomi saat inflasi. 

Sebagai contoh kasus :

Seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun pada tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang tersebut  tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha tidak dirugikan dengan adanya inflasi karena baik karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut akan mendapatkan gaji yang mengikuti kenaikkan tingkat inflasi dan akan bernilai tetap sekalipun inflasi turun (artinya,gaji tersebut akan selalu dinamis bergerak dengan atau tanpa adanya pengaruh inflasi). Ini jelas keadaan yang sangat berbeda.

Inflasi juga menyebabkan seseorang malas dan tidak memiliki niat menabung karena nilai mata uang yan menurun. Dan hal ini juga menyebabkan investasi menurun,mendorong kenaikan suku bunga dan kegagalan rencana pembangunan.

Salah satu sumber mngatakan beberapa cara ubtuk mengatasi masalah inflasi tersebut. Diantaranya adalah :
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar. Penyebab inflasi diantara jumlah uang yang beredar terlalu banyak sehingga dengan kebijakan ini diharapkan jumlah uang yang beredar dapat dikurangi menuju kondisi normal.
Kebijakan moneter dapat dilakukan melalui instrument-instrumen berikut:
• Politik diskoto (Politik uang ketat): bank menaikkan suku bunga sehingga jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.Kebijakan diskonto dilakukan dengan menaikkan tingkat bunga sehingga mengurangi keinginan badan-badan pemberi kredit untuk mengeluarkan pinjaman guna memenuhi permintaan pinjaman dari masyarakat. Akibatnya, jumlah kredit yang dikeluarkan oleh badan-badan kredit akan berkurang, yang pada akhirnya mengurangi tekanan inflasi.
• Politik pasar terbuka: bank sentral menjual obligasi atau surat berharga ke pasar modal untuk menyerap uang dari masyarakat dan dengan menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar sehingga jumlah uang beredar dapat dikurangi dan laju inflasi dapat lebih rendah.Operasi pasar terbuka (open market operation), biasa disebut dengan kebijakan uang ketat (tight money policy), dilakukan dengan menjual surat-surat berharga, seperti obligasi negara, kepada masyarakat dan bank-bank. Akibatnya, jumlah uang beredar di masyarakat dan pemberian kredit oleh badan-badan kredit (bank) berkurang, yang pada akhirnya dapat mengurangi tekanan inflasi.
• Peningkatan cash ratio

2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubugan dengan finansial pemerintah. Kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui instrument berikut:
• Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah, sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan. Pemerintah tidak menambah pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.
• Menaikkan pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak. Dan juga akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang.

3. Kebijakan Non Moneter
Kebijakan nom moneter adalah kebijakan yang tidak berhubungan dengan finansial pemerintah maupun jumla uang yang beredar, cara ini merupakan langkah alternatif untuk mengatasi inflasi. Kebijakan non moneter dapat dilakukan melalui instrument berikut:
• Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil produksinya.
• Penanggulangan inflasi yang sangat parah (hyper inflation) ditempuh dengan cara melakukan sneering (pemotongan nilai mata uang).Sanering berasal dari bahasa Belanda yang berarti penyehatan, pembersihan, reorganisasi. Kebijakan sanering antara lain:
·         Penurunan nilai uang
·         Pembekuan sebagian simpanan pada bank – bank dengan ketentuan bahwa simpanan yang dibekukan akan diganti menjadi simpanan jangka panjang oleh pemerintah.